Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Melalui MPLS

"Awas tanganmu nak, jangan sampai ada pecahan kaca". Ungkapan itu terdengar dari pengeras suara, membelah riuh rendah sahut-sahutan desir ombak dan alunan musik tak jauh dari bekas pelabuhan Majene.

Koordinator lapangan, Iqdar Abdullah, memperingatkan agar murid berhati-hati saat memungut sampah. Menyimpannya dalam tempat-tempat yang sudah disiapkan.

Suara peringatan dan pengarahan serupa, silih berganti dengan bunyi musik dari pengeras suara yang sama, sepanjang kegiatan hari ini.

Sebanyak 363 murid baru UPTD SMKN 2 Majene diterjunkan. Sebagian membersihkan bibir pantai, di seberang tanggul. Lainnya dalam jumlah relatif sama menghamburkan diri ke seluruh wilayah Taman Kota Majene, memunguti sampah.

Ada yang menenteng karung plastik bekas bergambar dengan dominasi warna merah dan hijau. "Beras kepala" begitu tulisan yang tersemat pada karung tersebut. Ada juga karung bekas beras 25 kilogram dengan gambar berwarna dominan biru, hijau, dan kuning emas.

Bukan hanya karung, tidak ketinggalan kantong kresek ukuran besar berwarna hijau, hitam, ungu maupun merah juga di tenteng siswa.

Karung bekas kemasan beras dan kantong kresek itu menjadi wadah untuk menampung berbagai jenis sampah laut yang menumpuk di pantai.

Berkarung-dan berkantong-kantong sampah itu selanjutnya dikumpulkan di tempat sementara. Harapannya untuk diangkut armada kebersihan milik pemerintah kabupaten.

Beberapa murid mengenakan atribut Palang Merah Remaja turut dalam rombongan. Sedianya mereka disiapkan sebagai tim kesehatan. Tapi juga ikut menceburkan diri membersihkan.

Demikian halnya dengan sejumlah murid yang di dadanya tergantung atribut panitia pelaksana kegiatan MPLS, berkaos hitam.

Hari ini, kegiatan pelaksanaan MPLS dengan topik Aku, Kamu dan Lingkungan. Hal itu sekaligus sebagai aplikasi salah satu dari tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, yakni bermasyarakat.

Seperti empat hari sebelumnya, MPLS sejatinya dimulai dengan aktivitas Pertemuan Pagi Ceria. Murid baru terlebih dahulu sarapan pagi bersama sebelum dilanjutkan dengan kegiatan senam anak Indonesia hebat. Kedua kegiatan itu dilaksanakan di sekolah.

Murid baru diberangkatkan ke lokasi pelaksanaan kegiatan bermasyarakat pada pukul 07. 46 pagi dengan berjalan kaki. Rutenya, memotong jalan trans Sulawesi dari sekolah menuju pantai. Selanjutnya, menyusuri jalur pantai, melalui pasar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) hingga akhirnya tiba di taman kota.

Rombongan berjalan dalam satu barisan yang menali. Barisan itu diatur berdasarkan konsentrasi keahlian. Masing-masing pemimpin barisan membawa bendera konsentrasi keahlian.

Seluruh rombongan sudah tiba di lokasi kegiatan pada pukul 08.08. Tapi baru memulai kegiatan bersih-bersih pada pukul 08.20. Itu dilakukan setelah Kepala Sekolah UPTD SMKN 2 Majene, Idham Sirunna memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh peserta.

"Kehadiran kita di tempat ini adalah sebagai bentuk kegiatan bermasyarakat yang merupakan salah satu kebiasaan Anak Indonesia hebat. Murid diharapkan dapat hidup bermasyarakat dan sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan," tutur Idham Sirunna.

Kedepan, lanjut Idham Sirunna, murid diharapkan langsung memungut Ketika melihat sampah. "Walaupun sampah itu bukan milik kita, tapi Ketika berada di lingkungan kita maka harus tumbuh kesadaran untuk membersihkannya," katanya lagi.

Selanjutnya, Idham Sirunna, mengungkapkan bahwa kegiatan hari ini, sekaligus merupakan bentuk dukungan UPTD SMKN 2 Majene terhadap Gerakan Majene Mapaccing yang dicanangkan pemerintah daerah.
===

Sekira 20 menit bekerja bakti. Beberapa murid terlihat mengabadikan momen dengan berfoto-foto. Ada juga yang berdiri bahkan duduk santai bercengkerama. Meski pada titik lain tidak sedikit murid yang masih membersihkan.

Pukul 08.45 koordinator lapangan mengintruksikan melalui pengeras suara untuk berkumpul Kembali. Sepuluh menit kemudian rombongan mulai meninggalkan lokasi kegiatan. Hingga akhirnya seluruh anggota rombongan sudah berada di sekolah pukul 9.15.

Demikianlah, MPLS tidak hanya diharapkan mampu membantu prosess adaptasi murid baru dengan lingkungan sekolah. Lebih dari itu, ia juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan alam. (an)